Logo Mengalir Sampai Jauh


Berangkat dari ketidaktahuan, berujung pada penasaran. Logo adalah rasa penasaran luar biasa dalam hidup saya. Karena saya tidak pernah mengerti, di mana mesti saya mulai. Dan ke mana saya harus mengakhiri.

Merupa logo layaknya air yang dicolek capung. Beriak sekejap, lalu memendar. Meluas menjadi gelombang yang melintasi beragam dimensi. Kekayaan dimensi itulah yang memengaruhi rupa dan ruh logo: sentuhan visual, sekaligus ideologinya. Dalam konteks ‘flux’, keragaman tersebut merupakan momen bermain, mencoba, dan bereskperimen dengan dimensi baru.

Permainan lintas dimensi tersebut telah dimulai saat bangsa Mesir mengenal ideograph sebagai representasi gagasan. “Peradaban logo” tersebut kemudian berkembang. Revolusi industri “merevolusi logo” menjadi entitas kapital dalam pemerekan. Dan kini, post-modern menyulapnya sebagai aset imaji. Sehingga, sebuah logo ‘contreng (centang)’ Nike dengan Pemilu, bisa memiliki “nilai logo” yang berbeda.

Nilai yang berbeda itulah salah satu impak dari kekayaan dimensi perupa logonya. Semakin kaya dimensi, perupa akan semakin lihai memainkan logonya. Tapi tidak berarti sebaliknya: semakin miskin dimensi, perupa logo semakin tidak bisa apa-apa. Justru, miskin dimensi tersebut, harus ditempatkan sebagai gairah eksperimental: selalu asyik mencoba permainan baru.

Menyepak Bola Indonesia
Logo Villa 2000 Football Academy, lahir dari “kegeraman” pada kondisi sepakbola Indonesia. Karena itu, secara manajerial, Villa 2000 bervisi lebih kontributif pada pembinaan sepakbola usia muda. Dan selanjutnya mampu memberi warna pada pembaruan sepakbola Indonesia. Visi tersebut kemudian mengalir menjadi gagasan “sepakan Villa 2000 menuju pentas dunia”.

Visi visualnya adalah Villa 2000 mampu menyepak karut-marut sepakbola Indonesia lebih dulu, sebelum nantinya menyepak bola yang lebih mendunia. Strategi kreatif tersebut akhirnya melesakkan gol berupa logo berinisial “V”. Akronim dari Villa 2000. Menggambarkan semangat “victory”. Dan diinspirasi gagasan visual “dua kaki bersiap menyepak dunia”.

Bauran dimensi tersebut, mengantarkan Villa 2000 menjadi juara regional Asia-Pasifik “Manchester United Premier Cup 2008”. Dan berhak mengikuti putaran final di Old Traffod, Manchester, Inggris; bersama akademi sepakbola tim elit macam Juventus Italia dan Real Madrid Spanyol.

Prestasi tersebut mengajarkan bahwa strategi kreatif tidak berhenti pada visi visual. Namun, harus ditopang dengan kekayaan trajektoris lintas kajian. Pada kasus ini, meliputi visi manajemen kepelatihan sepakbola yang yahud, dan pemerekan yang menutrisi brand value.

Menjalin Informasi Komunitas
Informasi harus mencerdaskan. Bukan monopoli negara. Dan juga bukan sekedar menjadi komoditi media massa berkapital luar biasa besar. Kesadaran ini merupakan salah satu alasan Combine (Community Base Information Network) untuk menerbitkan majalah Kombinasi. Majalah ini bertujuan sebagai wadah komunitas untuk membangun jaringan informasi.

Gagasan tersebut, kemudian divisualkan menjadi “sebuah pot” yang merupakan “kombinasi huruf ‘a’ dan ‘s’ sebagai simbol wadah”. “As” ini sekaligus menjadi akronim dari “aspirasif”. Sehingga strategi kreatif logo tersebut, tidak sekedar berhenti pada visi internal majalah Kombinasi. Namun juga teraplikasi pada konteks eksternal Combine sebagai organisasi yang memotorinya.

Salah satu bentuk aplikasi kesadaran jaringan informasi ala Combine tersebut adalah “Jalin Merapi”. Jaringan berbasis media sosial ini menjadi salah satu jawaban nyata selama masa erupsi Gunung Merapi 2010 di Yogyakarta. Karena gagasan mediasi tersebut telah berhasil menyinergikan informasi tanggap-darurat secara lebih rapi. Ini menjadi gambaran flux yang berinteraksi dengan persoalan di sekitar melalui kesadaran tentang media baru.

50 Tahun Tidak Hanya Emas
Perhatikan logo peringatan ulang tahun ke-50. Hampir semua divisualkan dengan warna emas, goresan garis tipis, dan pita melambai mesra. Mirip dengan semua guru yang mengajarkan gambar pemandangan pada muridnya. Diawali dengan gunung. Bersanding pohon rindang, diselingi tiang dan kabel telepon atau listrik. Dihiasi burung terbang. Dihampari sawah hijau membentang. Dan jangan lupa, diberi rumah sebagai pemanis (buatan). Ups, matahari terbitnya nyaris lupa!

Itu tidak salah. Tapi itulah jebakan kreativitas.

Ketika Semen Gresik berulang tahun emas, maka semangat tidak mau terperosok ke dalam jebakan kreativitas itulah yang menjadi strategi kreatifnya. Ekstrimnya: tidak akan ada visual warna emas, garis tipis, dan pita. Lalu, apa gagasan kreatif untuk menunjukkan masa keemasannya? Tektonika arsitektur.

Tektonika arsitektur merupakan kekayaan arsitektural dalam detail. Elemen ini, barangkali setara dengan mewahnya nirmana dalam desain komunikasi visual. Sederhana, namun mampu menyajikan gagasan kreatif dan nilai imaji yang luar biasa. Mengeksplorasi keduanya dalam proses merupa logo, merupakan permainan memindai nilai rasa trimatra pada tektonika arsitektur, ke dalam dwimatra desain logo. Maka, detail bentuk logo “SG50” adalah jawabannya.

Membaca Air
UGM Research Week merupakan event tahunan yang menjadi pekan presentasi riset UGM bagi publik. Tahun 2011, konsep “pekan riset” tersebut meluas sebagai ajang open campus sepanjang tahun bagi beragam riset UGM. Keragaman itulah, yang menjadikan “air” sebagai spirit UGM Research Week 2011.

Strategi kreatif logo berupa “siklus air” menggambarkan hujan, pohon, dan energi terbarukan. Ketiganya divisualkan dalam warna biru dinamis (air), kombinasi hijau (pohon), dan biru muda (energi terbarukan). Rangkaian visual ini representasi riset UGM yang berakar pada kebutuhan masyarakat. Sehingga, hasil risetnya menjawab kebutuhan masyarakat tersebut.

Komunikasi visual logo ini sekaligus memaknai “anomali air” sebagai potensi nasional di tengah visi global. Konteks ini sejalan dengan konsep yang dikembangkan pakar pemasaran Indonesia, Hermawan Kartajaya. Bahwa sejatinya, pemasaran akan selalu bertumpu pada positioning, differentiation, dan brand. Konsep tersebut, menjadi salah satu alasan UGM Research Week 2011 disajikan secara visual dalam “RW11” dengan brand color yang merepresentasi brand value-nya.

Iklan yang Ekologis
Logo ideproperti.com lebih mewakili semangat “from zero to eco” ketimbang “properti”. Ini berangkat dari visi ekologis yang diusung oleh bisnis periklanan properti secara online tersebut. Sehingga, strategi kreatif yang dikembangkannya pun tidak berusaha memvisualkan ansich properti. Tapi lebih pada visualisasi ideologinya.

Pada proses penciptaan macam ini, setidaknya ada tiga tantangan kreatif. Pertama, kemampuan dalam merapikan keliaran imaji. Karena, ideologi bisa dengan cair dimaknai dalam beragam perspektif. Kecairan imaji itulah yang mesti diberi tempat yang tepat pada tantangan kedua: kosavisual. Visualisasi ini sekaligus memberi batasan pemaknaan untuk tantangan ketiga, yaitu strategi komunikasi.

Ketiga tantangan kreatif tersebut, merupakan rangkaian bermain, mencoba, dan bereksperimen dalam setiap proses merupa logo. Karena, berangkat dari strategi kreatif, perupa logo mesti segera mengalir mencari jalan untuk memendarkan gagasan. Gelombang yang kaya perspektif dan melintasi beragam dimensi  itulah yang akan selalu menyegarkan proses penciptaan. Jika tidak, kita hanya akan menjadi air yang tenang, dan sama sekali tidak menghanyutkan.

————-

Edy SR
Brandpreneur di EDYSR.COM
ide@edysr.com | @edysrid

Pameran Seni Rupa “In Flux”
Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Jogja Gallery, 17-21 November 2011